Tabungan Pendidikan Anak

Tabungan Pendidikan Anak
Banyak bank menawarkan program dana pendidikan. Misalnya, Tabungan Rencana Mandiri dari Bank Mandiri, Tabungan Niaga Pendidikan dari Bank Niaga, Tabungan Pendidikan Danamon dari Bank Danamon, Tabungan Pendidikan Anak Sekolah dari Bank BNI. Besar tabungan yang harus disisihkan sepenuhnya tergantung pada kebutuhan di masa depan.

Walaupun memiliki tujuan yang sama, asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Menurut perencana keuangan Yosi Yunasa, asuransi pendidikan adalah asuransi plus investasi untuk pendidikan, sedangkan tabungan pendidikan adalah investasi untuk pendidikan yang dilindungi dengan asuransi. (Mia Chitra Dinisari, Kontributor Bisnis Indonesia, Sumber: Bisnis Indonesia)

Untuk tabungan pendidikan yang baru-baru itu, kiprah Permata Pendidikan bisa diberi garis bawah yang tebal. Sebab, sejak beroperasi 9 bulan lalu, menurut Gunawidjaja (Head of Product Development and Business Support Bank Permata), tabungan pendidikan di bank ini sudah berhasil menggaet 50 ribu nasabah atau seperempat dari peserta Niaga Pendidikan. Sementara itu, Bank Mandiri baru mengumpulkan 1.800 rekening dengan jumlah dana Rp 450 juta pada dua bulan pertama kiprahnya. Untuk BNI, di bulan pertama menjajakan produk, bank ini baru mengumpulkan 633 nasabah dengan jumlah tabungan sebesar Rp 232 juta.(Majalah Trust/Investasi/38/2004).

Asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan pada dasarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu sebuah investasi yang khusus dipersiapkan untuk mencukup biaya pendidikannya nanti. Agar pada saatnya anak-anak Anda masuk sekolah atau kuliah, Anda tidak perlu pusing-pusing lagi memikirkan dari mana mencukupi biaya pendidikannya.

Walaupun memiliki tujuan yang sama, namun asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Dan untuk menentukan mana yang lebih baik, tentu saja kita perlu melihat mana yang lebih cocok untuk Anda jalankan. Asuransi pendidikan adalah asuransi plus investasi untuk pendidikan, sedangkan tabungan pendidikan adalah investasi untuk pendidikan yang dilindungi dengan asuransi.

Pertama, kita akan bahas dulu tabungan pendidikan. Tabungan pendidikan adalah sebuah tabungan yang dirancang khusus di bank dimana seorang nasabah menabung secara periodik dan otomatis kedalam sebuah rekening yang diberi jangka waktu tertentu agar bisa sesuai dengan jadwal pendidikan anak sekolah. Karena dananya dikunci, biasanya bank akan menawarkan hasil investasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan biasa. Bisa dikatakan produk ini adalah kombinasi antara tabungan dan deposito, disebut tabungan karena setorannya dilakukan secara bertahap dan seperti deposito karena dikunci selama jangka waktu tertentu.

Walaupun diberikan jangka waktu, namun bisa saja orang tua mencairkan tabungan tersebut sebelum saatnya jatuh tempo. Namun tentunya sama seperti deposito, akan dikenakan penalti atas hal ini. Saya sarankan agar hal ini tidak dilakukan kecuali dalam keadaan darurat.

Selain sebagai sarana investasi, tabungan pendidikan juga dilengkapi dengan asuransi. Artinya, jika Anda sebagai pencari nafkah meninggal dunia dan tidak bisa lagi menabung untuk biaya pendidikan anak-anak, maka asuransi akan menggantikan setoran tabungan itu. Tanpa harus menabung lagi, biaya pendidikan anak-anak tetap terpenuhi.

Dan yang kedua yaitu asuransi pendidikan. Karena produk dasarnya asuransi, lebih tepatnya asuransi jiwa, maka asuransi pendidikan ini sebetulnya tidak berbeda jauh dengan produk asuransi jiwa lainnya. Yaitu program yang akan memberikan keluarga Anda manfaat jika terjadi resiko kematian. Manfaat yang diterima biasanya adalah santunan dan hasil investasi untuk biaya pendidikan. Namun jika tidak terjadi resiko kematian, maka asuransi akan memberikan sejumlah beasiswa pendidikan yang tidak lain berasar dari investasi Anda berupa premi yang sudah dibayarkan.

Sebagai produk asuransi, maka tentunya investasi ini tidak bisa dicairkan setiap saat. Investasi ini baru bisa dicairkan dengan dua kondisi. Pertama, yaitu apabila telah jatuh tempo, dan yang kedua yaitu jika terjadi resiko kematian. Jatuh temponya sendiri bisa diatur dan disesuaikan dengan jadwal pendidikan anak-anak, agar pas anak masuk sekolah, pas uangnya cair.

Biasanya hasil investasi di asuransi pendidikan relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan tabungan pendidikan. Namun asuransi tidak bisa sefleksibel tabungan, kalau mau dihentikan ditengah jalan, harus menunggu sekitar 3 tahun sampai ada nilai tunai untuk diuangkan. Dan biasanya, prosesnya pun lebih berbelit dan perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan tabungan pendidikan.

Kalau kita lihat karakteristiknya, sepertinya tabungan pendidikan akan lebih cocok untuk Anda yang ingin menyiapkan dana pendidikan dalam jangka pendek. Bagi Anda yang memiliki penghasilan tidak tetap, mungkin ada baiknya juga mengambil tabungan pendidikan saja karena bisa menambah setoran kapanpun juga sehingga hasil investasinya bisa lebih besar. Tapi untuk jangka panjang, sepertinya asuransi pendidikan akan lebih sesuai. Walau prosedur sedikit lebih rumit, namun hasil investasi bisa diharapkan lebih tinggi.

Untuk anak Anda, kenapa tidak Anda buat saja dua-duanya. Untuk persiapan biaya pendidikan SD, SMP dan SMA-nya, ikut saja tabungan pendidikan di bank secara bertahap. Artinya sekarang ikut tabungan pendidikan untuk SD saja. Jika sudah masuk SD, buat lagi tabungan pendidikan untuk masuk SMP dan SMA. Tapi untuk persiapan biaya kuliahnya nanti, saya sarankan ambil saja asuransi pendidikan. Tapi ingat, atur jangka waktunya agar bisa cair hanya ketika ia sudah mulai masuk kuliah saja atau sekitar usia anak Anda 18 tahun nanti.